Sabtu, 09 Juli 2011

Bangga dengan sebutan "PRAJA"

Aku bangga menjadi seorang PRAJA. Awalnya aku gak nyangka aja bakal masuk ke sebuah perguruan tinggi kedinasan Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Ya, waktu tu di benakku hanyalah aku ingin menjadi seorang mahasiswi  yang bebas, ga harus masuk asrama, kalo dosen ga datang boleh pulang sesukanya, rambut juga ga harus pendek, dan aku bebas klintong rambut semaunya, dan yang paling utama aku bebas memakai baju preman yang aku suka. Tapi, setelah aku mendengar sebuah ide yang datangnya dari sang bokap, yah aku sangat terkejut. Apa? Masuk IPDN? Yang aku tau, kehidupanku ga bebas, dan aku bakal terlihat tomboi dengan rambut yang harus dipotong pendek, yang kesehariannya hanya hidup di asrama dan memakai seragam terus. Aduh, udah cukup la dari TK-SD-SMP-SMA aku make seragam.  Yah, pada tahun 2008 aku mencoba arahan sang bokap dengan mengikuti testing IPDN ,namun singkat cerita aku gagal. Dan itu karena ketidakseriusanku juga. Kadang ada rasa kecewa juga sih, karna orangtuaku nunjukin raut wajah yang benar-benar sangat mengecewakan. Hmm, well, singkat cerita, selama setahun akhirnya aku berhasil meraih impianku menjadi mahasiswi biasa Fakultas Ekonomi-Akuntansi  di salah satu perguruan tinggi negeri terkenal di daerah (USU). Yah, aku benar-benar sangat menikmati kehidupanku, kehidupan kuliahku, kebebasan yang aku jalani sama teman-temanku. Dan di sana aku ketemu seorang cowok yang sampai sekarang jadi partner aku, hehe,,alias someone special boleh dibilang.
Ternyata, bokapku tak putus asa untuk tetap mengikutkan aku pada testing kedua di IPDN. Dengan berat hati aku menyampaikan berita itu sama si dia yang aku sebut someone special, atau Cikuw aja deh boleh dibilang. Dan ternyata dia menyambut respon positif yang aku sampaikan itu. Ternyata dia pengen juga buat ikut pendaftaran IPDN itu. What?? Entah kenapa aku jadi semangat saat itu. Singkat cerita, hari berlalu, kami udah ngikutin setiap rangkaian seleksi mulai dari tes psikotes, tes samapta, tes kesehatan, sampai tes akademik, dan akhirnya kami berdua sama-sama lulus. Dan aku ga percaya, aku lulus?????dari sekian ribu orang yang berniat untuk masuk perguruan tinggi kedinasan tersebut, aku bisa masuk? Pikirku dalam hati. Dan ini karna adanya semangat dan motivasi dari orangtua dan khususnya Cikuw, yang buat aku benar-benar serius buat hadapin tes itu.
Dan sekarang aku telah menjadi seorang praja IPDN. Kenapa ya dibilang praja? Yah karna emang ini sebutannya. Ibaratnya mahasiswanya lah..yah agak berbeda emang dari kuliah biasa. Aku pikir kehidupan seorang praja itu ga enak. Tapi aku udah salah menilai duluan. Emang benar yang dibilang pepatah dulu-dulu “dont judge a book by its cover”. Yah itulah, menjadi seorang praja berarti kita harus ninggalin kehidupan kita yang bebas kayak dulu-dulu,yang senang berfoya-foya, dan ga ada lagi istilah santai dalam hidupmu. Memang itu tantangannya. Tapi, sebenarnya kehidupan praja itu asik sih. Aku disini bisa kenal orang-orang dari Sabang sampai Merauke, bahkan aku bisa langsung ngeliat orang Papua asli, yang selama ini hanya ada dalam khayalanku aja, belum lagi uang saku dibagiin gratis, dan tentunya aku ngerasa jauh lebih baik dari kehidupanku yang sebelumnya. Yah, aku bangga menjadi seorang Praja. Dan terutama aku bahagia melihat orangtuaku tersenyum bahagia karna kebanggaannya melihat anaknya berhasil menjadi seorang Praja. Ya, PRAJA IPDN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar