Senin, 18 Juli 2011

penyampaian visi dan misi calon hukum tua desa Kolongan

Ehmm, hari ni betul-betul hari yang berat buat aku. Hari ketiga PL, udah banyak aja jadwal kegiatan yang numpuk di kecamatan. Salah satunya hari ni ada penyampaian visi dan misi dari calon hukum tua di desa tempat aku tinggal. Kalo di Medan sih hukum tua tu maksudnya kepala desa. Kalo di Sulawesi Utara emang namanya hukum tua. Penyampaian visi misi ini benar-benar nyita waktu luang aku selama hampir 3 setengah jam. Harusnya mulainya jam 19.00 WITA, tapi lelet sampai pukul 19.30, trus akhirnya sampai jam 22.30. Gak kebayang gimana suntuknya selama di sana.
Finally, penyampaian visi dan misi juga dimulai. Ada 3 calon yang terpilih. Dan panelisnya terdiri dari Camat Kecamatan Kalawat dan salah santu anggota DPRD Minahasa Utara. Kalo menurut aku sendiri sih dari tiap-tiap calon nyampein visi misi yang cukup bagus, hanya saja cara penyampaian mereka yang berbeda-beda. Tapi, siapapun yang terpilih jadi hukum tua wajib jadi panutan bagi tiap masyarakat khususnya desa Kolongan.
Ada salah satu permasalahan yang dibahas waktu penyampaian visi misi tadi, yaitu masalah pajak. Jujur, buat masyarakat desa sendiri, pajak itu kebutuhan mereka yang paling berat. Apalagi kalo mereka-mereka yang ga mampu atau penghasilannya kurang. Jadi, tadi pak camat nantang ketiga calon buat ngasih solusi gimana caranya supaya masyarakat yang ga taat pajak bisa lunasin hutang pajak mereka. Tapi, pada kenyataannya jawaban mereka sih rata-rata meminta kesadaran masyarakat buat taat pajak. .Hhhmm, cukup sederhana.
Ada satu ungkapan yang dikatakan Bapak Camat buat para calon terpilih. Beliau bilang “lebih baik berterus terang daripada ngoni-ngoni semua kayak tukang jual semangka ujung-ujungnya”..hahaha..cukup menarik sih ungkapannya. Maksudnya, semangka tu kan awal-awalnya pasti manis, tapi lama kelamaan dibiarkan bakal busuk. Jadi, maksud pak Camat disini agar tiap calon hukum tua gak ngumbar-ngumbar janji kayak para politisi-politisi biasa lakuin. Daripada ujung-ujungnya ngecewain masyarakat.
So, at the end of my stories, siapapun yang bakal jadi hukum tua, yang penting dia bisa bawa perubahan positif buat masyarakat. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar